5 Tips Hidup Bahagia Tanpa Anak

 
hidup tanpa anak


Sesungguhnya kita bisa kok hidup bahagia tanpa anak dalam pernikahan. Lho kok bisa sih? Bukannya anak merupakan penghibur sekaligus pelipur lara di kala kita sedang penat dengan aktivitas sehari-hari dan pekerjaan di kantor jika bekerja di luar rumah. 

Saya tahu bahwa tujuan pernikahan sejatinya ingin menyempurnakan separuh dari Din jika itu menurut agama yang saya anut yaitu Islam. Saya yakin agama lain juga pasti mendorong umatnya untuk menikah agar memiliki pasangan dan berketurunan kelak.

Menikah merupakan bersatunya laki-laki dan perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Tentu dengan harapan agar dikaruniai anak-anak yang lucu serta menjadi kebanggan kedua orang tuanya.

Lalu bagaimana jika kehidupan pernikahan yang sudah kalian jalani bertahun-tahun belum juga membuahkan hasil alias belum dikaruniai keturunan. Eits, kalian tidak sendirian kok. Saya juga mengalami hal tersebut. Sudah sembilan tahun tidak atau belum dikaruniai anak namun Insha Allah bisa hidup bahagia tanpa anak.

Biasanya nih, dua atau tiga bulan setelah menikah ada pertanyaan yang sering menggelitik telinga saya, antara lain:
  1. Udah bati? (bahasa Jawa)
  2. Kok belum hamil juga?
  3. Gimana nih, udah isi belum?
  4. Ngapain nunda-nunda, ayo ndang punya anak selak tuwek!
Ya elah, keempat pertanyaan itu sama semua loh! wkwkwkw. Gak ada yang beda gitu, misalnya kapan ke New York? Nanti kami titip oleh-oleh kalau ke New York, hihihi. 

Awal-awal menikah saya tuh sensi banget sama omongan orang sampai-sampai berani jawab loh, wkwkwk. Judes banget gitu saya mah orangnya. Namun kemudian mental menjadi terlatih agar lebih bisa mengontrol emosi dan lebih nrimo dengan pertanyaan yang menghantui manakala bertemu dengan keluarga besar, tetangga nyinyir atau teman lama yang baru berjumpa.

Hidup Bahagia Tanpa Anak: Jangan Terjal Dalam Menyikapinya

Mungkin ada beberapa orang yang tidak suka dengan rasa sepi sehingga kehadiran anak diyakini mampu untuk menghangatkan suasana. Apalagi jika di rumah hanya ada suami dan istri saja, tidak ada anggota keluarga lainnya. Rasanya suasana makin hambar aja nih. Yuk ah, dikasih micin dikit siapa tahu jadi gurih, wkwkwk.

Jadi saya ingin menulis artikel ini dengan afirmasi positif ya gaes agar tidak berkecil hati ketika yang membaca adalah pasangan suami istri yang kebetulan belum memiliki anak. Ya wajarlah kita kan manusia buka tembok yang kerasa tanpa perasaan. Pasti kalau bahas segala sesuatu yang berkataitan dengan keturunan akan melow dikit. Eh, jangan-jangan cuma daku seorang yang melow kalau bahas keturunan, hihihi.

Mengapa pasangan suami istri belum dikaruniai anak, maka jawabannya beragam versi mereka-mereka yang melakukan suka analisa sotoy sama kehidupan orang lain. Nih, saya rangkum jawaban-jawaban mereka:
  • Menunda momongan
Ya mungkin bisa saja beberapa pasutri menunda memiliki momongan, namun seberapa berhasilkah usaha mereka dalam menunda? Mungkin saja memang Tuhan belum memberi mereka momongan dan waktunya bersamaan dengan keinginan mereka yang belum mau punya anak dulu.

Kadang-kadang saya kurang sependapat dengan kalimat "menunda momongan" karena yang punya hak prerogatif itu adalah Tuhan Yang Maha Memberi loh. 
  • Kurang berusaha dalam mendapatkan buah hati
Memangnya usaha pasangan suami istri yang belum memiliki buah hati harus dipertontonkan kepada keluarga, tetangga maupun kerabat? Kan tidak perlu ya gaes. Biarkan itu menjadi ranah privat pasangan suami istri yang sedang berikhtiar mendapatkan momongan.

Jika kalian melihat ada public figure yang mengabadikan proses mereka mendapatkan momongan dengan program bayi tabung di Insta Stories misalnya, ambil sisi positifnya saja bahwa mereka ingin mengedukasi netizen: begini lho caranya kalau mau program bayi tabung.

Sah-sah saja bagi saya untuk pasangan suami istri yang ingin mengabadikan moment dalam berikhtiar. Namun juga perlu digaris bawahi bahwa suami istri yang tidak pernah sama sekali membicarakan usaha mereka di depan kerabat bukan berarti mereka kurang atau tidak berusaha dalam mendapatkan buah hati.
  • Ada kekurangan pada masing-masing pasangan
Tidak mungkin masalah keluarga diumbar oleh sepasang suami istri kepada khalayak umum. Yang ada jadi bahan ghibah seantero dunia donk. Bukan ngasih solusi malah bisa jadi ada nasihat-nasihat yang bisa memecah belah kedua belah pihak.

Kita lihat saja kasus selebriti bercadar dengan suaminya (saya ga perlu sebut nama yah) yang sempat gonjang ganjing diterpa isu sang suami diminta berpoligami oleh istri karena istri kemungkinan tidak bisa memberikan keturunan.
  • Faktor Keturunan
Jadi ada teman yang pernah mengatakan bahwa saya belum dikaruniai anak karena faktor keturunan karena beberapa sepupu saya ada yang tidak punya keturunan. Yah, saya sih diam saja karena untuk apa berdebat jika tidak ada solusinya.

Setahu saya sih penyakit diabetes itu yang disebabkan oleh keturunan, bukan kemampuan bisa hamil atau tidak sih. Baiklah, nantinya akan saya cari beberapa referensi sebagai penguat bukti bahwa belum hadirnya anak salah satu penyebabnya adalah bukan faktor keturunan (sambil kibas jilbab dam mbatin "nih orang yang suka ngomong gini apa engga punya hati kali yah).
  • Belum diberi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa
Mungkin analisa terakhir inilah yang benar-benar saya apresiasi bagi kalian yang mengatakannya. Tidak semua masalah dalam hidup di dunia ini bisa dianalisa sedemikian akuratnya menggunakan fakta-fakta empiris ilmu pengetahuan. Cie... cie... seperti apa aja nih saya gaya bahasanya.

Mungkin salah satu kaliman penenang ketika pasangan suami istri belum atau tidak diberikan momongan adalah memang belum ditakdirkan Tuhan untuk menimangnya.

Tips Hidup Bahagia Tanpa Anak

Sembari menanti kehadiran buah hati melalui usaha yang hanya kita sendiri tahu, maka saya ingin sedikit memberi tips agar hidup dapat bahagia meski tanpa kehadiran anak. Tipsnya antara lain:

  • Tetap mesra dengan pasangan
  • Bercanda lebih sering dengan pasangan
  • Bersinergi positif dengan pasangan untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat
  • Menganggarkan dana untuk bersedekah kepada anak-anak yatim
  • Last but not least, saling memberi afirmasi positif suami ke istri begitu juga sebaliknya

Kesimpulan

Hidup bahagia tanpa anak bisa kok kita raih selama masih berpikiran positif bahwa Tuhan tidak pernah salah dalam memberi porsi kehidupan pada hamba-Nya. Mungkin di saat pasangan suami istri belum dikaruniai anak, mereka bisa membantu tanpa batas saudara-saudara yang membutuhkan.

Pernikahan tanpa anak juga bisa jadi menyelamatkan pasangan suami istri dari fitnah dunia. Tuhan belum memberi anak bisa jadi karena ingin melindungi kita dari bahaya yang mungkin tidak pernah kita tahu.

Bagi kalian yang ingin membaca cerita seru dari kawan blogger, mbak Elva bisa kepoin blognya di link yang saya beri yah.

Happy reading!






Post a Comment

أحدث أقدم